Jumat, 09 Mei 2014

Tarucing Garing dalam Konsep Mustika di Acara LSF

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis (AEDF FPBS UPI) mengadakan agenda tahunannya yang sangat menarik perhatian. Namanya La semaine Française (selanjutntya ditulis LSF, untuk memudahkan anda membaca). Artinya, tinggal cari saja di google translate. 

Negara Francis selalu identik dengan menara Eiffel. Sama seperti Bandung yang identik gedung sate, dan madura dengan tukang sate (Ta’ieu), serta Lembang dengan sate kelincinya. Namun pada LSF 2014 kali ini, yang menjadi topik utamanya adalah Mengenal Perancis lewat zaman kerajaan, “Connaissez le français de son époque royaume”. Dan kerajaan yang dipilih kali ini adalah pada masa kejayaan Napoleon Bonaparte.

Terlepas dari segala kejahatan perang Napoleon Bonaparte (seperti yang diceritakan oleh Victor Hugo dalam kisah “Les Misserables”-nya), LSF berlangsung aman dan menyenangkan. Ada 11 lomba yang diselenggarakan, namun Tim tarucing garing tidak sempat ikut meliput pada setiap kegiatan yang dilangsungkan. Tarucing garing hanya ikut manggung di panggung yang disediakan panitia.

Dengan konsep Mustika (musikalisasi tarucing katiga, atau boleh juga dengan mustikalisasi ti tarucing katiga. Keduanya benar. Tidak ada yang salah. Sebab yang salah itu wrong, bukan mustika.) Tim Tarucing Garing bernyanyi membawakan tatarucingan yang diiringi musik.

Lagu yang dinyanyikan adalah remix dari lagunya Alm. Kang Ibing. Tarucing garing meng-cover-nya menjadi sesuatu yang baru, baru dinyanyikan lagi. Di bawah ini adalah liric dan kunci gitarnya. Yang mau ikut menyanyikan lagu tarucing garing ini, boleh kok. Kita nyanyi bersama-sama.


Tarucing Bulu

Intro:
G
Hideung gomplok disuhun, buuk ngarana.
Sarua hideung ngajedig, halis ngarana.
C
Tah, ieu bulu keneh. Pan godeg ngarana. Tapi rayeun, sok aneh.
Pindah tempat beda ngarana.
2 X

Reff
G
Luhureun biwir, nya kumis.
Dina gado, nya janggot.
C
Lamun pindah ka tengah, disebutna bulu dada.
Mun pindah ka handap?
2X

Intro, Reff (7X putaran)
Ngaranna...


*7 X putaran di atas hanya sebagai patokan. Intinya, terserah berapa kali pun, asal jangan kurang. Sampai capek. Sampai beres acara juga gak apa-apa. Atau sampai semua penonton pergi pun tak masalah. Toh lagu yang dibawakan adalah lagu garing, bukan ingin melucu.

Nah, penontonnya diminta menjawab. Setiap beres lagu dalam setiap putaran tersebut, pada lirik “Ngaranna...”
Kira-kira bulu apa, ya? Mike diserahkan ke arah penonton.

Pada saat kemarin, ada yang bilang Bulu kelek, bulu suku, bulu tangkis, bulu kukus, bulucun, bulu BAWah, bulu : ayo bilang bulu, dll. Jawabannya pada aneh dan bikin lucu. Malah yang ngelucu penonton, bukan anak tarucing garing. Harusnya penonton yang manggung, tarucing garing yang nonton. Perannya terbalik.

Nah, di semua jawaban yang dilontarkan tidak ada yang menjawab secara benar. Sebab jawaban yang benar menurut liriknya adalah “Godeg Junior.”

Pemain yang manggung dari kiri ke kanan :
Andi : vokalis 1,
Nana : vokalis 2, sebab kalau di angkot lembang, dia suka diitung 2,
Oki : vokalis 3, objek penderita.
Mukodas : meringis, menangis, soalnya gak tahu harus apa. Jadi dia nunjuk-nunjuk Oki yang jadi korban. Pas liriknya bilang ‘buuk, halis, godeg, kumis, janggot, bulu dada, nunjuk-nunjuk bulunya oki.
Rino : gitaris, gak perlu diragukan lagi kelihaiannya bermain musik. Anak Band.
Gumelar : sulingis, anak seni musik. Ngambil konsentrasi alat musik tiup. Jadi dia mempraktekan hasil belajarnya dengan masuk Mustika.
Utom : Pemain alat musik. Gak tau namanya. Alat musik yang dimainkan berasal dari bambu. Ketika ditonggengkan, suara air terdengar syahdu.
Utis : Pemain alat musik. Gak tau namanya. Alat musik yang dimainkan berasal dari bambu. Tapi yang ini berbeda, soalnya digesek sama koin.
Syarrah : Fotograper. 

(Ditulis oleh Mukodas Sinatrya Mayapada)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar