Tatarucingan di tatar Sunda sudah menjadi budaya.
Entah dari mana asalnya. Sebab asal-muasal budaya memang sulit untuk ditentukan.
Merujuk pada kamus Sunda R.A. Danadibrata, Tatarucingan berasal kata dari kata “turut
cing”. Kata ini sama konteksnya dengan, “coba tebak”. Arti kata tersebut adalah
rentetan obrolan yang harus dicari maksudnya. Dari kata inilah kemudian muncul
kata turucing, kemudian tarucing. Tatarucingan itu sendiri berarti permainan
mengolah bahasa untuk mengeluarkan berbagai tarucing.
Contoh di Sunda itu seperti ini.
“Budak leutik, ngambay peujit. Naon cing?” (anak
kecil, ususnya terburai. Apa coba?”
Jawabannya : “Jarum kaput”
Nah indahnya, budaya tatarucingan ini tidak hanya
ada di Sunda. Malah di dunia pun ada. Ya, mungkin seperti permainan-permainan
tradisional yang ada di berbagai dunia, atau alat musik tradisional yang
sederhana (baca: karinding) ada di belahan dunia. Setidaknya ini mengingatkan bahwa
kita sebenarnya bersaudara dengan semua orang.
Contohnya saja di China.
Di China, permainan tatarucingan ini disebut “nao
jin ji zhuan wan” (脑筋急转弯)
Arti per kata :
脑筋 nao jin : otak,
急 ji : cepat
转弯 zhuan wan : berbelit-belit
Secara sederhana bisa diartikan sebagai : otak berpikir cepat, menjawab soal yang
berbelit-belit. berpikir dulu aja, tapi otaknya
harus nebak dengan cepat. Seperti itulah tafsiran bebasnya.
Kawan saya yang dari China memberi contoh.
Pertanyaan dari Mai Qi :
“Kenapa coba mama saya suka nganterin saya sekolah? Ikut
belajar lagi!”
Jawabannya : karena mama saya guru
Atau pertanyaan lain dari Cheria.
“Kalau kamu
bercermin sendiri jam 12 malam, bisa-bisa kamu lihat apa coba?”
Jawabannya : diri kamu sendiri.
Di Jepang pun ada budaya tatarucingan seperti ini.
Biasanya dilakukan oleh anak-anak. Memang, di Sunda
pun kebanyakan anak-anak yang menggunakan atau mengapresiasi budaya ini. Orang
yang dewasa lebih bertujuan kepada melestarikan budaya. Walaupun pada akhirnya
masih sama-sama menggunakan.
Di Jepang, tarucingan ini dikenal dengan nama クイズ (dibaca : kuizu).
Seperti kuis pada umumnya, tetapi
hadiahnya lebih bermakna daripada hadiah yang ditawarkan televisi. Sebab
'reward'-nya adalah pengetahuan itu sendiri.
Kuizu yang dicontohkan Sayuri Yabuno itu seperti
ini.
Pan = (roti)
“Pan, pan apa yang tidak bisa dimakan?”
Jawabannya : furaipan (kuali, kekenceng).
Tapi kalau mau makan kuali juga silakan aja.
Itu baru contoh di China dan Jepang.
Bagaimana dengan Negara yang lain?
Bagaimana dengan Negara yang lain?
Mungkin dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kenalan, kami akan menampilkan contoh-contoh tarucing garing dari berbagai Negara.
Ditulis oleh : Mukodas Sinatrya Mayapada
![]() |
Jenna, Bule dari Australia yang sudah terjangkit virus tarucing garing.Mukodas Sinatrya Mayapada |
Kang, artikelnya bagus!! saya juga sependapat tarucing (tebak-tebakan) ada diseluruh dunia. kalo pernah nonton film SpongeBob, di situ ada juga tebak-tebakan mungkin ala Amerika. contohnya dari Squidward "kenapa anak SD tidak boleh nonton film bajak laut? karena dia belum menerima rapot", walaupun sebenarnya ga ngerti apa maksudnya haha. saya juga punya contoh dari India, saya lihat di film, "dia budak tapi sekaligus dia juga raja? jawabanya anak".
BalasHapusTerima kasih apresiasinya.
HapusAh ia, saya jadi ingat adegan di Spongebob itu.
Kalau gak salah yang memberi tebak-tebakannya, "squidwerk" kepada "Spongebob".
Dan saya tertawa mendengarnya, karena kalau di rumah saya jadi ingat Ayah saya, yang gak boleh nyalain tivi waktu malem pas lagi "ulangan triwulan".
Dan boleh nonton tivi malem-malem lagi kalo udah dibagi rapot. :D
Kalau boleh tahu, di India itu dilm apa ya?
Wah, sepertinya menarik juga.
Kalau referensinya udah agak banyak, mungkin nanti mau nulis lagi yang temanya "analisis tatarucingan dari berbagai film dunia".
Terima kasih masukannya. :)